Popular Posts

Latest Posts

Saturday 11 February 2017

HUKUM NUN MATI DAN TANWIN (Part 1: Idzhar dan Iqlab)

No comments:






HUKUM NUN MATI DAN TANWIN
Yang dimaksud nun mati yaitu huruf nun yang bertanda sukun ( نْ). Sedangkan yang dimaksud dengan tanwin disini adalah fathahtain, kasrohtain dan dhommahtain.

Dalam ilmu tajwid, apabila nun mati dan tanwin bertemu dengan salah satu huruf hijaiyah maka akan terbentuk suatu hukum. Disini para ulama membagi ke dalam 5 (lima) macam hukum bacaan nun mati dan tanwin, yaitu Idzhar, Idghom bighunnah, Idghom bilaghunnah, Iqlab dan Ikhfa.

A. IDZHAR HALQI


Idzhar adalah memisahkan antara dua huruf sambil menjauhkannya.

Ketika membaca idzhar, yang perlu diperhatikan adalah menampakkan (menunjukkan) dzat tanwin atau nun mati dan tidak melebihkan pada sukunnya.

Idzhar terjadi disebabkan makhraj nun dengan huruf idzhar yang merupakan huruf halq berkejauhan sehingga perlu jarak yang diberikan pada ucapan mereka karena nun merupakan huruf lisan (lidah) sedangkan huruf-huruf idzhar merupakan huruf halq (tenggorokan).

Derajat Idzhar ada tiga (3), yaitu:
1. 'Ulyaa: Bila setelah tanwin dan nun mati terdapat huruf ( أ) dan ( ھ)
2. Wusthoo: Bila setelah tanwin dan nun mati terdapat huruf (ع) dan (ح)
3. Adnaa: Bila setelah tanwin dan nun mati terdapat huruf (خ) dan (غ)

Hukum Idzhar: Ulama qiraat berittifaq pada empat (4) huruf pertama dari huruf Idzhar yaitu huruf ( أ) , ( ھ) , (ح) , (ع) , sementara untuk huruf (خ) dan (غ) kecuali Imam Jafar semua membaca dengan Idzhar sehingga hukum membaca dengan Idzhar adalah wajib, dikarenakan muttafaqun 'alaih.

Contoh bacaan Idzhar:

B. IQLAB



Iqlab adalah mengubah nun sakinah atau tanwin  menjadi mim yang murni (sempurna) dan memberikannya ikhfa yang disertai ghunnah di sisi ba.

Huruf Iqlab adalah ba . Apabila tanwin atau nun sakinah bertemu dengan huruf ba, hukumnya dibaca Iqlab.

Hal yang perlu diperhatikan sewaktu membaca Iqlab adalah:
1. Tanwin atau nun sakinah diubah menjadi mim yang khalis (murni)
2. Menyamarkan mim sebelum membaca ba

Sebab dilakukannya Iqlab adalah huruf ba dan mim makrajnya sama dan dari segi sifat jahr, istifal, infitah, dan idzlaq memiliki kesamaan. Selain itu mim dan nun juga memiliki kesamaan dari sifat ghunnah, jahr, tawasuth, istifal, dan infitah-nya. Ketika nun sakinah berada sebelum mim dikarenakan makhrajnya agak jauh, maka idgham antar mereka tidak dimungkinkan. Oleh karena itu nun sakinah perlu diubah menjadi mim saudara ba.

Catatan: dari segi bacaan Iqlab dan Ikhfa syafawi tidak ada banyak perbedaan.

Contoh bacaan Iqlab ialah:

Continue Reading...

Wednesday 25 January 2017

Sifat Huruf Hijaiyah

No comments:






SIFAT HURUF HIJAIYAH

Menurut ilmu tajwid, sifat adalah keadaan (kayfiyyah) suara huruf yang muncul ketika huruf dikeluarkan dari makhrajnya. Sifat-sifat huruf berguna untuk:
+ Membedakan huruf-huruf semakhraj
+ Membedakan huruf kuat/tebal dengan huruf dhaif/lunak
+ Mengindahkan pelafalan huruf-huruf yang berbeda makhraj

Sifat-sifat huruf terbagi menjadi dua (2) bagian

1) Sifat-i Lazimah: yaitu sifat-sifat yang berhubungan dengan dzat huruf dan tidak boleh terpisah dari huruf tersebut. Meninggalkan atau mengubah sifat-i lazimahnya sebuah huruf dapat menyebabkan kesalahan fatal yang dapat membatalkan shalat.

2) Sifat-i Aridzah: yaitu sifat-sifat yang tidak berhubungan dengan dzat huruf dan dapat dipisahkan dari huruf. Apabila sifat-i aridzah ditinggalkan atau diubah biasanya kesalahan yang terjadi adalah kesalahan yang tidak membatalkan shalat.

Sifat-i lazimah terbagi menjadi dua (2), yaitu:
a. Sifat yang memiliki lawan
b. Sifat yang tidak memiliki lawan

A. SIFAT YANG MEMILIKI LAWAN (Ash-Shifatul Mutadhadah- لصِّفَاتُ اْلمُتَضَادَةُ)

# Berdasarkan Segi Nafas

1)  الْهَمْسُ (Al-Hams), Hams menurut bahasa artinya halus, sedangkan menurut istilah, hams adalah mengalirnya/keluarnya nafas ketika mengucapkan huruf. Hurufnya adalah
فَحَثَّهُُ شَخْصٌ سَكَتَ

2)  الْجَهْرُ (Al-Jahr), Jahr menurut bahasa adalah jelas, sedangkan menurut istilah, jahr adalah tertahannya aliran/hembusan nafas ketika mengucapkan huruf. Huruf-hurufnya adalah selain huruf hams.

# Berdasarkan Segi Suara

3) الشِّدَّةُ (Asy-Syiddah), Syiddah menurut bahasa artinya kuat, sedangkan menurut istilah syiddah ialah tertahannya suara ketika mengucapkan huruf. Huruf-hurufnya yaitu
أَجِدُ قَطٌّ بَكَتْ
 Lawan dari Asy-Syiddah adalah Ar-Rokhoowah.

4)  الرَّخاَوَةُ (Ar-Rokhoowah), Ar-Rokhoowah atau Rikhwah menurut bahasa artinya lembut. Sedangkan menurut istilah, Rikhwah adalah berjalannya (tidak tertahan) suara ketika mengucapkan huruf, yaitu
ث ح خ ذ ز س ش ص ض ظ ف و ه ي غ
Antara Asy-Syiddah dengan Ar-Rokhoowah, disebut juga dengan huruf Tawasuth atau Al Mutawassith  

5) Tawasuth/Al-Mutawassith, yaitu dikenal dengan huruf pertengahan antara Asy-Syiddah dan Ar-Rokhoowah, hurufnya yaitu 
 لن عمر

6) الاِسْتِعْلاََءُ (Al-Isti'la), Isti'la menurut bahasa adalah terangkat. Sedangkan menurut istilah, isti'la adalah terangkatnya pangkal lidah ke langit-langit atas ketika mengucapkan huruf. Hurufnya ada delapan, yaitu
خُصَّ ضَغْطٍ قِظْ
Lawan dari Al-Isti'la adalah Al-Istifal
 
7) الاِسْتِفاَلُ (Al-Istifal), Istifal menurut bahasa artinya merendah atau menurun. Sedangkan menurut istilah, Istifal ialah menurunnya pangkal lidah dari langit-langit (tetap berada di bawah) ketika mengucapkan huruf. Huruf-hurufnya ada dua puluh, yaitu selain huruf Al-Isti'la.

8) الاِطْباَقُ (Al-Ithbaq), Ithbaq menurut bahasa artinya menempel. Sedangkan menurut istilah ialah menempelnya lidah dengan langit-langit ketika mengucapkan huruf. Huruf-hurufnya yaitu
ص ,ض ,ط , ظ
Lawan dari Al-Ithbaq adalah Al-Infitah.

9) الاِنْفِتاَحُ (Al-Infitah), Menurut bahasa, Infitah artinya terbuka. Sedangkan menurut istilah ialah terlepasnya lidah dari rongga atas, serta terbukanya kedua bibir. Huruf-hurufnya ada dua puluh lima (25), yaitu selain huruf Al-Ithbaq.

10) الاِذْلاَقُُ (Al-Idzlaq), Idzlaq menurut bahasa ialah bagian lancip lidah, sedangkan menurut istilah artinya mengucapkan huruf dengan mudah, karena posisi makhrajnya berada di ujung lidah atau bibir. Huruf-hurufnya yaitu
فِرَّ مِنْ لُبٌّ
Lawan dari Al-Idzlaq adalah Al-Ishmat.

11) الاِصْماَتُ (Al-Ishmat), Ishmat menurut bahasa artinya tercegah. Sedangkan menurut istilah ialah mengeluarkan huruf dengan agak susah atau tertahan. Hurufnya yaitu selain dari huruf Al-Idzlaq.

B. SIFAT YANG TIDAK MEMILIKI LAWAN (Ash-Shifatul Ghairu Mutadhadah - الصِّفَاتُ غَيرُ اْلمُتَضَادَةُ atau Sifat ‘Aridhah - ﻋﺎﺭﻀﻪ)

1) ﺻﻔﺮ (Ash-Shafir), Shafir menurut bahasa artinya suara yang menyerupai siulan/cuitan burung. Sedangkan menurut istilah ialah suara tambahan yang keluar dengan kuat di antara ujung lidah dan gigi seri. Huruf-hurufnya yaitu
ص, ز , س

2) ﻗﻠﻘﻠﻪ (Al-Qolqolah), Menurut bahasa, Qolqolah artinya gemetar atau bergetar. Sedangkan menurut istilah, Qolqolah adalah suara tambahan (pantulan) yang kuat dan jelas yang terjadi pada huruf yang bersukun setelah menekan pada makhraj huruf tersebut. Hurufnya ada lima (5), yaitu
قُطْبُ جَدٍّ

3) ﻟﻴﻦ (Liin), Secara bahasa berarti lunak atau lembut Sedangkan menurut istilah ialah membunyikan huruf dengan lunak atau lembut sewaktu keluar dari makrajnya. Sifat ini hanya berlaku jika huruf tersebut mati dan sebelumnya ada huruf berharakat fathah. Hurufnya ada dua (2) yaitu
و dan ي

4) ﺇﻧﺤﺮﺍﻑ (Inhiraf), secara bahasa artinya miring atau condong. Sedangkan menurut istilah, berarti menyondongkan lidah dari satu sisi ke sisi lain setelah keluar dari ujung lidah.  Hurufnya ada dua (2), yaitu (ر) miring bagian punggung lidahnya dan (ل) miring bagian permukaan lidahnya.


5) ﺗﻜﺮﻳﺮ (At-Takriir), secara bahasa berarti mengulangi atau menggetarkan sesuatu. Sedangkan menurut istilah ialah menggetarkan lidah sewaktu mengucapkan huruf. Getaran yang dibolehkan hanya sekali, bahkan dalam keadaan tasydid sekalipun. Hurufnya yaitu 
(ر)

6) ﺗﻔﺸﻰ (At-Tafasysyi), secara bahasa artinya menyebar, sedangkan menurut istilah adalah menyebarkan suara antara lidah dengan langit-langit di atasnya ketika mengeluarkan huruf (ش)

7) ﺇﺳﺘﻂﺎﻟﻪ (Al-Istithoolah), secara bahasa berarti memanjangkan. Sedangkan menurut istilah yaitu menempelkan samping lidah ketika mengucapkan huruf (ض) mulai gusi samping sampai makraj (ل) sehingga keluar suara yang agak panjang.

Berikut adalah latihan untuk materi Makhraj dan Sifat Huruf Hijaiyah.



Continue Reading...

Monday 23 January 2017

Ternyata Beginilah Seharusnya Menyikapi Al Quran Yang Rusak Atau Salah Cetak

No comments:

MENYIKAPI AL QURAN YANG RUSAK ATAU SALAH CETAK

Uraian di bawah ini berisi tanya jawab dan fatwa seputar menyikapi Al Quran yang rusak atau terdapat kesalahan dalam cetakannya.

1) Tanya: Saya mempunyai mushaf Al Quran yang lembaran kertasnya terkoyak-koyak, maka apakah yang harus saya lakukan? Apakah saya boleh menguburnya dalam tanah atau tidak?

Jawab: Dibolehkan bagi anda untuk menguburnya di tanah masjid mana saja, dan dibolehkan juga untuk membakarnya, mengikuti apa yang diperbuat oleh Utsman radhiyallahu 'anhu.
Sumber: Fatwa no. 968

2) Tanya: Bagaimana cara agar menjaga sobekan dari mushaf dan kitab-kitab lain yang terdapat ayat-ayat Al Quran di dalamnya?

Jawab: Sobekan dari mushaf Al Quran dan kitab-kitab serta kertas yang terdapat padanya ayat-ayat Al Quran hendaknya dikubur di tempat yang baik, jauh dari tempat lewatnya manusia, tempat pembuangan sampah atau kotoran, atau kertas tersebut dibakar dalam rangka menjaga dari penghinaan berdasarkan perbuatan Utsman bin Affan radhiyallahu 'anhu. 
Sumber: Fatwa no. 4660

3) Tanya: Apakah dibolehkan membakar mushaf Al Quran yang rusak atau didapati kesalahan cetak kemudian menguburnya?

Jawab: Jikalau telah usang kertas mushaf tersebut dan telah banyak dari bacaannya yang sobek misalkan, atau sudah tidak layak lagi dipergunakan atau rusak karena adanya kesalahan dalam penulisan atau pencetakan dan tidak mungkin untuk diperbaiki, maka boleh langsung menguburnya tanpa dibakar terlebih dahulu atau boleh pula membakarnya lalu menguburnya di tempat yang jauh dari kotoran dan tempat lewatnya kaki manusia dalam rangka menjaga dari penghinaan dan menjaga Al Quran dari adanya kekaburan (kesamaran) atau perubahan atau perbedaan yang disebabkan tersebarnya mushaf yang terdapat kesalahan dalam penulisannya atau pencetakannya.

Sungguh telah disebutkan dalam Bab Pengumpulan Al Quran di Shahih Al Bukhari bahwasanya Utsma radhiyallahu 'anhu memerintahkan empat orang pilihan dari qurro' (para pembaca atau penghafal) Al Quran dari kalangan para sahabat untuk menuliskan mushaf dari mushaf yang pernah dikumpulkan atas perintah Abu Bakar radhiyallahu 'anhu. Maka pada saat mereka telah menyelesaikan penyusunannya, maka Utsman mengirim kepada setiap wilayah mushaf yang mereka tulis. Kemudian beliau memerintahkan mushaf-mushaf Al Quran yang selain itu untuk dibakar, dan tidak ada seorangpun dari para sahabat yang mengingkarinya, kecuali diriwayatkan bahwa Ibnu Mas'ud mengingkarinya akan tetapi yang beliau ingkari adalah membatasi manusia hanya pada mushaf yang dikirim oleh Utsman ke daerah tersebut, bukan mengingkari perbuatan membakar mushaf (yang tidak dipakai). 
Sumber: Fatwa no. 176


[Diterjemahkan oleh Ust. Abu Abdillah M. Rifa'i, dari kitab Fatawa Lajnah Ad-Daaimah lilbuhuts al-Ilmiyah wal Ifta' jilid ke 4 bagian tafsir halaman 138 - 142]
Continue Reading...

Thursday 19 January 2017

Kompetisi Al Quran, Perlukah ???

No comments:



KOMPETISI AL QURAN, PERLUKAH ???

Keikhlasan adalah harta yang paling berharga yang tidak semua umat Islam memilikinya. Sulit sekali menggapai derajat ikhlas, baik dari kalangan awam maupun ulama dan ahli ibadah. Karena dari keikhlasan, akan lahir rasa khusyu' dalam beramal. Oleh karena pentingnya dan sulitnya keikhlasan itu, maka Islam mengajarkan kepada kita untuk menjauhi segala hal yang dapat menjadi sarana (wasilah) rusaknya rasa ikhlas seseorang.

Banyak sekali pintu yang dapat menjadi wasilah rusaknya keikhlasan seseorang. Salah satunya adalah ambisi akan ketenaran dan haus pujian. Dua perkara ini jelas berpotensi besar untuk menjadi wasilah rusaknya keikhlasan seseorang, dan menjerumuskan pelakunya kepada dosa sum'ah, ujub, dan riya dalam segala yang diperbuatnya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sering mengingatkan umatnya untuk selalu menjauhi segala hal, situasi dan kondisi, yang dapat menjadikan seseorang menjadi terkenal di tengah-tengah manusia, disebabkan ketenaran akan membinasakan manusia apabila manusia itu tidak dapat bersabar, dan ketidaktenaran akan lebih menjauhkan seseorang dari fitnah dunia dan lebih menjaga keikhlasannya kepada Allah Azza wa Jalla.

Para ulama salaf mengingatkan dengan ucapannya, "Kesenangan untuk tampil akan mematahkan punggung". Maknanya adalah siapapun yang berambisi mencari ketenaran dan selalu ingin tampil di depan, maka yang demikianlah yang akan membinasakan dirinya. Dia akan menghalalkan segala cara demi mewujudkan nafsu dan ambisinya, sehingga akhirnya dia hanya menjadi budak nafsunya sendiri dan digiring berjalan menuju kebinasaannya.

Sungguh, sekali lagi, telah jelas bagaimana Allah membinasakan manusia yang demikian cinta akan dunia. Dan Allah mencintai hamba-Nya yang bertakwa dan menyembunyikan dirinya. Maksud menyembunyikan dirinya adalah menyembunyikan segala amal ibadahnya dan tidak mempertontonkan amal ibadah dan kemahirannya di depan umum, kecuali dalam keadaan yang dibolehkan oleh Allah. Pahala dari amal ibadah yang dilakukan dengan sembunyi-sembunyi dilipatgandakan oleh Allah dibandingkan yang dilakukan secara terang-terangan, walaupun keduanya sama-sama ikhlas. Hal ini disebabkan keikhlasan amal ibadah yang tersembunyi lebih terjaga daripada yang terang-terangan. Dan para sahabat dan ulama terdahulu telah menjalankannya agar dapat menjadi teladan bagi kita.

Namun, alangkah mirisnya di jaman sekarang, merebaknya kemungkaran dengan menjadikan ibadah sebagai ajang kompetisi, dengan berusaha menjadi yang terbaik atau ahlinya, bukan karena Allah, tapi semata karena urusan prestise dunia dan ketenaran. Dalam hal ini tidak hanya kompetisi Al Quran saja, melainkan kompetisi lainnya seperti adzan, ceramah, dan semacamnya. Jelas sekali bahwa pesertanya amat dekat dengan riya dan sum'ah, serta ambisi untuk memenangkan kompetisi tersebut demi mendapatkan dunia (hadiah) dari amal ibadah yang dikerjakannya. Adapun perlombaan keagamaan bagi anak kecil dengan tujuan untuk melatih , membiasakan dan menanamkan semangat serta kecintaan terhadap Islam, maka tidak mengapa, selama tidak ada unsur perjudian di dalamnya.
Wallahu a'lam.
Continue Reading...

Saturday 14 January 2017

Makharijul Huruf

No comments:

MAKHARIJUL HURUF (TEMPAT KELUAR HURUF)

Menurut ahli lughoh, jumlah huruf dalam bahasa Arab ada 28 huruf dan dijejerkan sebagai berikut:


Sedangkan menurut ulama qira'at, jejeran huruf tergantung makhraj (tempat keluar) hurufnya. Sebagian besar ulama qira'at berpendapat bahwa makharijul huruf ada tujuh belas (17) tempat dan terletak pada lima (5) mawdhi'. Kelima mawdhi' itu adalah:
1. Mawdhi' Al-Jawf (Makhraj yang terletak di rongga mulut)
2. Mawdhi' Al-Halq (Makhraj yang terletak di tenggorokan)
3. Mawdhi' Al-Lisaan (Makhraj yang terletak di lidah)
4. Mawdhi' Asy-Syafatain (Makhraj yang terletak di dua bibir)
5. Mawdhi' Al-Khoysyuum (Makhraj yang terletak di pangkal hidung)


Sekarang kita akan membahasnya satu per satu sesuai dengan urutan Mawdhi' nya.

A. Mawdhi' Al Jawf
Dalam Mawdhi' ini, makhrajnya ada di rongga mulut dan rongga tenggorokan; merupakan tempat keluar huruf mad, yaitu:alif ( ا ), wawu mati ( وْ ) dan ya mati ( يْ ).



B. Mawdhi' Al-Halq
Dalam Mawdhi' ini, terdapat tiga makhraj, yaitu:
- Pangkal tenggorokan (aqshol halqi); yang mendekati dada, merupakan tempat keluar huruf hamzah ( ء ) dan ha' ( ه )
- Tenggorokan tengah (wasathul halqi); adalah tempat keluarnya huruf ha ( ح ) dan 'ain ( ع )
- Ujung tenggorokan (adnal halqi); adalah tempat keluarnya huruf kho ( خ ) dan ghoin ( غ )


C. Mawdhi' Al-Lisaan
Dalam Mawdhi' ini ada 10 makhraj, diantaranya
- Pangkal lidah dengan langit-langit bagian dalam atau belakang; artinya pangkal lidah yang paling dekat dengan kerongkongan dihimpitkan ke langit-langit mulut bagian dalam atau belakang. Hurufnya yaitu Qof (ق).
- Pangkal lidah dengan langit-langit bagian dalam atau belakang agak keluar sedikit makhrajnya dari makhraj huruf Qof. Hurufnya adalah huruf Kaf (ك). Huruf Qof dan Kaf disebut juga huruf Lahawiyah ( لهويّة ), artinya huruf telak lidah atau anak mulut.
- Lidah bagian tengah atas dengan langit-langit yang ada tepat di atasnya. Huruf yang keluar yaitu Jim ( ج ), Syin ( ش ), dan ( ي ). Huruf ini disebut huruf Syajariyah ( شجريّة ), artinya huruf-huruf tengah lidah.
- Sisi atau tepi lidah bertemu dengan geraham atas; huruf yang keluar adalah huruf Dhod ( ض ). Huruf ini disebut juga dengan huruf Jambiyah (حنبيّة), artinya huruf tepi lidah.
- Lidah bagian depan setelah makhraj Dhod dengan gusi atas; hurufnya yaitu Lam (ل).
- Lidah bagian depan setelah makhraj Lam; yaitu huruf Nun (ن).
- Ujung lidah tepat dengan langit-langit atas setelah makhraj Nun; hurufnya yaitu Ro (ر). Huruf Lam, Nun dan Ro disebut juga huruf Dzalqiyah (ذلقية), artinya huruf sebangsa ujung lidah.
- Ujung lidah dengan gusi pangkal dua buah gigi seri atas; huruf-hurufnya adalah Ta (ت), Dal (د), dan Tho (ط). Tiga huruf ini disebut huruf Nath'iyah (نطغية), artinya huruf sebangsa kulit gusi atas.
- Ujung lidah dengan rongga antara gigi atas dengan gigi bawah, namun lebih dekat dengan gigi bawah; huruf-hurufnya yaitu Shod (ص), Sin (س), dan Zai (ز). Tiga huruf tersebut dikenal dengan huruf Asaliyah (أسلية), artinya huruf sebangsa runcing lidah
- Ujung lidah dengan ujung dua buah gigi seri depan atas; huruf yang keluar yaitu Tsa (ث), Dzal (ذ), dan Dzo  (ظ). Huruf-huruf tersebut dikenal dengan huruf Litsawiyah
(لثوية).



D. Mawdhi' Asy-Syafatain
Dalam Mawdhi' ini ada dua makhraj, antara lain:
- Makhraj bagian tengah dari bibir bawah bagian dalam dengan ujung dua buah gigi seri atas; hurufnya adalah Fa (ف).
- Kedua bibir atas dan bawah, untuk kedua bibir tertutup hurufnya adalah Ba (ب) dan Mim (م), sedangkan untuk kedua bibir membentuk bulatan hurufnya adalah Wawu
(و).



E. Mawdhi' Al-Khoysyuum
Hanya ada satu makhraj, ialah pangkal hidung, yaitu makraj yang terletak pada janur hidung. Jika kita menutup hidung saat melafadzkan huruf tersebut, maka tidak dapat terdengar. Adapun huruf-hurufnya adalah huruf ghunnah (dengung) Mim dan Nun, dengan persyaratan:
- Mim bertasydid (مّ) dan Nun bertasydid (نّ)
- Nun sukun yang dibaca idghom bighunnah, iqlab dan ikhfa haqiqi
- Mim suku yang bertemu dengan huruf Mim dan Ba  
Inilah tempat keluar (makhraj) huruf hijaiyah. Kita wajib mengetahui dan memahami seluruh makhrajnya, agar dapat mengeluarkan huruf dari tempat yang benar. 



Continue Reading...

Thursday 12 January 2017

Kurma, Penguat Hafalan Yang Ampuh

No comments:

KURMA, PENGUAT HAFALAN YANG AMPUH

Menjadi penghafal Al Quran tentunya merupakan keinginan setiap mukmin. Ditambah lagi bila mendengar berbagai keutamaan yang akan diterima oleh penghafal Al Quran baik di dunia maupun akhirat, rasanya jadi ingin cepat-cepat hafal 30 Juz. Tapi kenyataannya, menghafal Al Quran tidaklah semudah menghafal lagu. Butuh pengorbanan harta, jiwa, raga dan waktu. Banyak yang gagal di tengah jalan karena tidak sanggup bersabar.

Semua memang dasarnya tergantung tekad masing-masing. Namun, bermodal tekad saja tidaklah cukup loh. Butuh faktor pendorong dari luar diri. Salah satunya yaitu makan makanan yang dapat menambah atau memperkuat daya hafal. Banyak vitamin atau obat-obatan yang beredar di luar sana dengan berbagai macam merk dan harga. Tapi, tahukah sobat kalau ternyata Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sudah memberikan solusi makanan terbaik untuk penguat hafalan, yaitu buah kurma.

Bicara tentang kurma, pasti nuansanya identik dengan bulan Ramadhan, biasa kita temui saat santap sahur atau berbuka. Nah, ternyata kurma memiliki banyak manfaat. Dalam kitab Ta'lim Muta'alim dijelaskan bahwa buah kurma bisa membantu menguatkan daya hafal.

Kurma adalah buah yang memiliki banyak kandungan senyawa yang bagus. Sebanyak 89 mikrogram kurma bisa menyamai kandungan 200 gram buah segar. Mengkonsumsi kurma otomatis dapat mengurangi pendarahan. Kandungan zat besi dan tembaga di dalam kurma dapat mencegah anemia, serta solusi yang amat baik untuk membantu proses penyembuhan penderita Demam Berdarah atau yang biasa kita sebut DBD, karena ternyata kandungan kalsium, natrium, dan kaliumnya dapat membantu menjaga kestabilan darah.

Kurma juga mengandung serat. Mengkonsumsi kurma secara rutin dapat meningkatkan kadar kolestrol baik. Kurma juga dapat mengikat bahan kimia yang tidak terpakai dalam usus dan mencegah kanker usus. Memakan tujuh buah kurma dapat menangkal racun dan sihir. Dalam Shahih Bukhari dan Muslim, dari Sa'ad bin Abi Waqqash radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa mengkonsumsi tujuh butir kurma ajwa pada pagi hari, maka pada hari itu tidak akan terkena racun dan sihir." [HR. Bukhari no. 5769 dan Muslim no. 2047]

Al Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqolani rahimahullah di dalam Fathul Bari Syarah Shahih Al-Bukhari cetakan Daar Abi Hayyan 1416 H menukil perkataan Imam Al-Khathabi tentang keistimewaan kurma ajwa; "Kurma Ajwa bermanfaat  untuk mencegah racun dan sihir dikarenakan doa keberkahan dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam terhadap kurma Madinah bukan karena dzat kurma itu sendiri."

Kurma ajwa adalah salah satu jenis kurma yang berasal dari Madinah. Sering disebut juga dengan "kurma nabi". Bentuknya bagus, padat namun agak keras. Akan tetapi, kurma ajwa dikenal sebagai kurma yang paling lezat, harum dan juga empuk.

Selain buahnya, biji kurma juga dapat dimanfaatkan sebagai kopi, karena mengandung anti oksidan. Jadi tidak perlu khawatir kecanduan kopi hingga merusak tubuh. Solusi yang bagus untuk para pecinta kopi nih.

Nah, sekarang kembali lagi ke topik kita, hendaknya orang yang sedang proses menjadi hafizh mengetahui betapa pentingnya asupan baginya sehngga memudahkan jalannya agar mencapai tujuannya untuk menjadi hafizh, dan betapa bermanfaatnya buah kurma yang menjadi anjuran Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Jadi, tunggu apalagi? Ayo segera berburu buah kurma dan mengkonsumsinya!!! Kawan-kawan dapat mengunjungi web Berhijrah Store di http://berhijrahstore.blogspot.co.id/ untuk mendapatkan info atau order produk-produk kurma dengan harga yang terjangkau dan tentunya berkualitas.
Continue Reading...

Saturday 7 January 2017

Ta'awudz dan Basmalah

1 comment:





TA'AWUDZ DAN BASMALAH

A. TA'AWUDZ

Ta'awudz atau isti'adzah ialah bacaan untuk memohon perlindungan kepada Allah dari godaan atau gangguan syaithon. Menurut Imam Ibnul Jazari, bacaan ta'awudz itu sebagai pensuci mulut. Sedangkan dalil disyari'atkan membaca ta'awudz sebelum memulai membaca ayat-ayat Al Qur'an yaitu QS. An-Nahl: 98 ;





Artinya: "Apabila kamu membaca Al Qur'an, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaithon yang terkutuk."

Selain itu juga ada dalam QS. Fushilat: 36 dan QS. Al-A'raaf: 200 ...

Bahkan ada yang berpendapat bahwa ta'awudz juga harus dibaca jika saat membaca Al Qur'an, bacaannya terputus oleh suatu hal seperti menjawab salam atau yang lainnya.

Tujuan dari membaca ta'awudz selain berlindung dari gangguan  syaithon, juga berfungsi untuk membedakan antara perkataan Al Qur'an dan yang bukan Al Qur'an, serta menjadi tanda perhatian bahwa akan dibacakan ayat Al Qur'an.

Lafadz ta'awudz yang kita kenal ada dua macam, yaitu;




Sedangkan cara membaca ta'awudz dibagi menjadi empat, antara lain:

  1. Dibaca dengan volume pelan ketika sedang tilawah dengan volume suara yang pelan
  2. Dibaca pelan ketika sedang sendirian, meskipun kita tilawah bersuara
  3. Dibaca keras bila tilawah keras, dan ada orang lain yang mendengarkan
  4. Ketika bergantian, bisa dibaca oleh orang pertama saja

B. BASMALAH 

Allah Azza wa Jalla memulai kitab-Nya dengan bacaan basmalah dalam setiap awal surah, kecuali surah At-Taubah. Bacaan basmalah yang disyariatkan yaitu;


Dalilnya terdapat dalam QS An-Naml: 30;

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidak tahu awal dari sebuah surah sebelum turun basmalah.

Cara membaca basmalah, yaitu:
  1. Dibaca ketika memulai tilawah dari awal surah, kecuali surah At-Taubah
  2. Ketika tilawah dimulai dari tengah surah, basmalah boleh dibaca boleh tidak

C. CARA MEMBACA TA'AWUDZ, BASMALAH DAN AWAL SURAT

Cara pertama: Dipisah semua

Cara kedua: Disambung semua


Cara ketiga: Menyambung basmalah dengan awal surah, sedangkan ta'awudz dipisah

Cara keempat: Menyambung ta'awudz dengan basmalah, sedangkan awal surah dipisah

Continue Reading...