KOMPETISI AL QURAN, PERLUKAH ???
Keikhlasan adalah harta yang paling berharga yang tidak semua umat Islam memilikinya. Sulit sekali menggapai derajat ikhlas, baik dari kalangan awam maupun ulama dan ahli ibadah. Karena dari keikhlasan, akan lahir rasa khusyu' dalam beramal. Oleh karena pentingnya dan sulitnya keikhlasan itu, maka Islam mengajarkan kepada kita untuk menjauhi segala hal yang dapat menjadi sarana (wasilah) rusaknya rasa ikhlas seseorang.Banyak sekali pintu yang dapat menjadi wasilah rusaknya keikhlasan seseorang. Salah satunya adalah ambisi akan ketenaran dan haus pujian. Dua perkara ini jelas berpotensi besar untuk menjadi wasilah rusaknya keikhlasan seseorang, dan menjerumuskan pelakunya kepada dosa sum'ah, ujub, dan riya dalam segala yang diperbuatnya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sering mengingatkan umatnya untuk selalu menjauhi segala hal, situasi dan kondisi, yang dapat menjadikan seseorang menjadi terkenal di tengah-tengah manusia, disebabkan ketenaran akan membinasakan manusia apabila manusia itu tidak dapat bersabar, dan ketidaktenaran akan lebih menjauhkan seseorang dari fitnah dunia dan lebih menjaga keikhlasannya kepada Allah Azza wa Jalla.
Para ulama salaf mengingatkan dengan ucapannya, "Kesenangan untuk tampil akan mematahkan punggung". Maknanya adalah siapapun yang berambisi mencari ketenaran dan selalu ingin tampil di depan, maka yang demikianlah yang akan membinasakan dirinya. Dia akan menghalalkan segala cara demi mewujudkan nafsu dan ambisinya, sehingga akhirnya dia hanya menjadi budak nafsunya sendiri dan digiring berjalan menuju kebinasaannya.
Sungguh, sekali lagi, telah jelas bagaimana Allah membinasakan manusia yang demikian cinta akan dunia. Dan Allah mencintai hamba-Nya yang bertakwa dan menyembunyikan dirinya. Maksud menyembunyikan dirinya adalah menyembunyikan segala amal ibadahnya dan tidak mempertontonkan amal ibadah dan kemahirannya di depan umum, kecuali dalam keadaan yang dibolehkan oleh Allah. Pahala dari amal ibadah yang dilakukan dengan sembunyi-sembunyi dilipatgandakan oleh Allah dibandingkan yang dilakukan secara terang-terangan, walaupun keduanya sama-sama ikhlas. Hal ini disebabkan keikhlasan amal ibadah yang tersembunyi lebih terjaga daripada yang terang-terangan. Dan para sahabat dan ulama terdahulu telah menjalankannya agar dapat menjadi teladan bagi kita.
Namun, alangkah mirisnya di jaman sekarang, merebaknya kemungkaran dengan menjadikan ibadah sebagai ajang kompetisi, dengan berusaha menjadi yang terbaik atau ahlinya, bukan karena Allah, tapi semata karena urusan prestise dunia dan ketenaran. Dalam hal ini tidak hanya kompetisi Al Quran saja, melainkan kompetisi lainnya seperti adzan, ceramah, dan semacamnya. Jelas sekali bahwa pesertanya amat dekat dengan riya dan sum'ah, serta ambisi untuk memenangkan kompetisi tersebut demi mendapatkan dunia (hadiah) dari amal ibadah yang dikerjakannya. Adapun perlombaan keagamaan bagi anak kecil dengan tujuan untuk melatih , membiasakan dan menanamkan semangat serta kecintaan terhadap Islam, maka tidak mengapa, selama tidak ada unsur perjudian di dalamnya.
Wallahu a'lam.
No comments:
Post a Comment